Hutan hujan tropis merupakan hutan dengan pohon-pohon tinggi dan iklim yang hangat. Hutan ini memiliki struktur vegetatif unik yang terdiri dari beberapa lapisan vertikal pohon termasuk kanopi (tajuk), lapisan bawah, lapisan semak, dan permukaan tanah. Selain itu, hutan hujan tropis biasanya memiliki curah hujan yang tinggi dan memiliki musim kering yang pendek, yaitu lebih dari 1200 mm per tahun. Itu sebabnya hutan ini selalu basah atau lembab. Bisa ditemui di negara-negara yang berada di garis edar matahari, atau garis khatulistiwa. Indonesia salah satunya. Di Indonesia sendiri hutan hujan tropis banyak di jumpai di Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Papua.
Hutan hujan tropis di Indonesia juga menyimpan beragam jenis flora dan fauna, hal ini membuat Indonesia menjadi salah satu negara dengan tingkat keragaman flora fauna yang tinggi di dunia. Mengalahkan Amerika Selatan dan Afrika yang memiliki iklim tropis.
Diketahui juga terdapat beberapa manfaat dari hutan hujan tropis. Diantaranya yaitu memproduksi oksigen atas 25-30 persen dari perputaran oksigen dunia dan karena terletak di daerah tropis, hutan ini menerima banyak sinar matahari yang dikonversi menjadi energi oleh tanaman melalui proses fotosintesis. Selanjutnya, seperti yang dijelaskan di atas, hutan hujan tropis menjadi rumah untuk setengah spesies flora dan fauna seluruh dunia. Dari beberapa laporan, hutan hujan dijuluki sebagai “farmasi terbesar dunia” karena hampir ¼ obat modern berasal dari tumbuhan di hutan ini.
Mengapa hutan hujan tropis penting buat dunia?
Pertama. Hutan hujan memberikan layanan ekologis, termasuk menyimpan ratusan milyar karbon, melindungi dari banjir dan kekeringan, menstabilkan tanah, mempengaruhi pola curah hujan, dan menyediakan rumah bagi satwa liar dan penduduk asli di sekitar kawasan hutan. Kedua, hutan hujan juga merupakan sumber dari banyak produk yang bermanfaat dimana masyarakat lokal bergantung. Ketiga, ekosistem di dalam hutan hujan tropis merupakan ekosistem yang rapuh, setiap komponen yang terdapat di dalamnya tidak dapat berdiri sendiri. Satu komponen saja terganggu, maka ekosistem di dalamnya pun akan menjadi tak seimbang.
Sumber : alamsehatlestari
Diskusi tentang post