Beberapa Perotan dari desa Salua, Namo, dan Tangkulowi, Kec. Kulawi Kab. Sigi tampak berkumpul di salah satu Hotel di Kota Palu pada Senin (20/05/2024) pagi. Mereka akan berpartisipasi dalam kegiatan Launching, memperkenalkan dan meresmikan ke publik Web Database “Rotan Wallacea” yang diinisiasi oleh NTFP-EP Indonesia yang bekerja sama dengan Perkumpulan IMUNITAS Sulawesi Tengah.
Web Database digunakan untuk proses pemantauan dan pengelolaan “ROTAN” berbasis masyarakat yang akan fokus pada keterlacakan dan keberlanjutan sehingga dapat mewujudkan pengelolaan “ROTAN” secara lestari.
Direktur eksekutif NTFP-EP Indonesia, Anang Setiawan mengatakan, project ini digagas dalam rangka mendukung pengembangan penerapan prinsip Participatory Guarantee System Rotan Lestari “PGS ROLES” yang telah berjalan selama 10 tahun.
“Setidaknya 5 kelompok pengumpul rotan dengan wilayah berbeda beda yang mencakup hampir 200 perotan di 2 pulau dan 3 provinsi dengan luasan hampir 1000 Ha, telah menemukan pasar untuk menyalurkan hasil pemanenan rotan yang dilakukan secara lestari.” Ujarnya.
Pemantauan pengelolaan rotan berbasis masyarakat mengacu pada standar dan prinsip “PGS ROLES” mengenai keterlacakan, keberlanjutan, efektivitas sistem dan kredibilitas merupakan upaya dalam mewujudkan pengelolaan yang dilakukan secara lestari.
“Pengelolaan rotan secara lestari akan berdampak pada berkurangnya jumlah kerusakan hutan.” Ujarnya
Dalam prosesnya, para perotan mendapatkan pendampingan sejak bulan Desember 2023 hingga April 2024. Mereka membuat akun di dalam website dan dilatih bagaimana mengupdate data rotan yang diambil secara Lestari.
Selama berproses, para perotan harus mencatat dan mengisi form rencana panen, hasil panen, dan mutasi bahan baku atau proses penjualan. Hasil panen dan mutasi bahan baku dapat dilihat pada beranda web database Rotan Wallacea. https://rotanwallacea.com/
Di dalam “Web Database” tidak hanya memuat informasi mengenai rotan yang di masing-masing desa melainkan juga akan memuat informasi potensi apa saja yang dimiliki oleh desa.
Selain beberapa perotan, turut hadir perwakilan dari Dewan Nasional Roles, Dinas Kehutanan Prov. Sulawesi Tengah, KPH Kulawi, Akademisi Fakultas Kehutanan Universitas Tadulako, dan sektor privat dari pasar rotan.
Diskusi tentang post