PALU – Perkumpulan Inovasi Komunitas (Imunitas) atas dukungan GAGGA-NTFP-EP memfasilitasi 30 kepala keluarga untuk meningkatkan kapasitas dan partisipasi perempuan di Desa Namo dalam memanfaatkan tanaman anggrek. Kegiatan ini bekerjasama dengan Pemerintah Desa Namo dan Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD).
Pemanfaatan Anggrek yang merupakan hasil hutan bukan kayu (HHBK) sebagai usaha sampingan yang berkontribusi pada peningkatan pendapatan keluarga, keasrian lingkungan dan penampilan kekhasan desa Namo.
“Peningkatan kapasitas tersebut dalam bentuk, pembentukan unit pengelola anggrek, pelatihan teknis panen dan budidaya tumbuhan/bunga anggrek, Pembuatan rumah anggrek atau shading house, Pembibitan Anggrek dengan kultur jaringan serta pemungutan tumbuhan/bunga anggrek di alam,” jelas Iben, Penghubung NTFP-EP Palu / volunteer Perkumpulan Imunitas.
Meurut Iben, Hutan Desa Namo, dengan keanekaragaman hayati yang dijumpai di dalamnya tidak berbeda jauh dengan yang di jumpai di kawasan Taman Nasional Lore Lindu. Di Hutan Desa Namo berdasarkan pemanfaatannya yang diutamakan adalah Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK).
Saat ini telah teridentifikasi HHBK yang potensial untuk dikelola oleh masyarakat. Antara lain adalah; Rotan, anggrek, damar, gaharu, madu hutan, tumbuhan obat-obatan dan lain sebagainya.
Sejak ditetapkannya sebagai Hutan Desa tahun 2011 oleh Menteri Kehutanan, dan memperoleh Hak Pengelolaan Hutan Desa (HPHD) oleh Gubernur Sulawesi Tengah, baru tumbuhan rotan yang dikelola oleh masyarakat melalui Unit Pengelola Rotan Lestari (Roles) yang diinisasi oleh NTFP-EP bekerjasama dengan Perkumpulan Inovasi Komunitas (Imunitas), Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) dan Pemerintah Desa Namo.
Pemanfaatan rotan dengan skema Participatory Guarantee System, telah memberikan keuntungan ekonomis yang lebih baik, dibandingkan dengan pola konvensional. Baik dari sisi ekonomis maupun ekologis (kelestarian dan keberlanjutan).
Salah satu potensi HHBK yang cukup melimpah, namun belum termanfaatkan adalah tumbuhan anggrek (Orchidaceae). Di hutan desa Namo, dijumpai beberapa jenis anggrek yang antara lain adalah Cymbidium sp dan Miltona sp. Dendrobium sp dan Oncidium sp. Vanda sp, Arachnis sp, dan Renanthera sp. dan masih dimungkinkan dijumpai jenis-jenis anggrek lain jika dilakukan eksplorasi mendalam.
Sebagaimana rotan yang kini telah memberikan tambahan pendapatan bagi masyarakat, maka anggrek jika pemanfaatannya dikelola dengan baik, akan memberikan tambahan pendapatan ekonomis bagi masyarakat, terutama untuk ibu-ibu.***
(Sumber : Palu Ekspres)
Diskusi tentang post