• Beranda
  • Kegiatan
    • Disaster Management
    • Community Development
    • Forest Management
  • Tentang
    • Visi dan Misi
    • Profil
    • Staff
  • Kabar Imun
    • Galeri
    • Siaran Pers
  • Pengalaman Organisasi
Senin, 20 Maret 2023
  • Masuk
Perkumpulan Imunitas Sulawesi Tengah
  • Beranda
  • Kegiatan
    • Disaster Management
    • Community Development
    • Forest Management
  • Tentang
    • Visi dan Misi
    • Profil
    • Staff
  • Kabar Imun
    • Galeri
    • Siaran Pers
  • Pengalaman Organisasi
Tiada hasil
Lihat semua
Perkumpulan Imunitas Sulawesi Tengah
  • Beranda
  • Kegiatan
    • Disaster Management
    • Community Development
    • Forest Management
  • Tentang
    • Visi dan Misi
    • Profil
    • Staff
  • Kabar Imun
    • Galeri
    • Siaran Pers
  • Pengalaman Organisasi
Tiada hasil
Lihat semua
Perkumpulan Imunitas Sulawesi Tengah
Tiada hasil
Lihat semua

Kayori -Kearifan Lokal dalam Mitigasi Bencana

Admin Imunitas Oleh Admin Imunitas
13 September 2022
pada Disaster Management
0

Ada berbagai macam suku dan budaya yang dapat kita temukan di berbagai pulau di Indonesia. Budaya tersebut tidak hanya mencerminkan kekayaan seni yang ada di Indonesia. Tetapi juga mengajari bagaimana keragaman budaya berbagai suku di Indonesia dalam menghadapi bencana atau sering kita sebut dengan kearifan lokal.

Jauh sebelum sistem peringatan dini terhadap bencana itu ada, berbagai daerah di Indonesia memiliki ‘sistem peringatan dini’ tersendiri dalam bentuk kearifan lokal berupa syair. Beberapa ada yang dituturkan dalam cerita-cerita, petuah, lantunan lagu, dsb.

Contohnya seperti di Aceh, tepatnya di Pulau Simeulue. Terdapat satu bentuk kearifan lokal bernama Smong. Syair yang lahir setelah peristiwa gempa dan tsunami tahun 1907 dan menjadi ingatan bersama masyarakat, sehingga mampu meminimalisir korban jiwa pada peristiwa Desember 2004. Smong sendiri memiliki arti tsunami.

Enggel mon sao curito (Dengarlah sebuah cerita)

Inang maso semonan (Pada zaman dahulu)

Manoknop sao fano (Tenggelam satu desa)

Uwi lah da sesewan (Begitulah mereka ceritakan)

Unen ne alek linon (Diawali oleh gempa)

Fesang bakat ne mali (Disusul ombak yang besar sekali)

Manoknop sao hampong (Tenggelam seluruh negeri)

Tibo-tibo mawi (Tiba – tiba saja)

Anga linon ne mali (Jika gempanya kuat)

Uwek suruik sahuli (Disusul air yang surut)

Maheya mihawali (Segeralah cari)

Fano me singa tenggi (Tempat kalian yang lebih tinggi)

Ede smong kahanne (Itulah smong namanya)

Turiang da nenekta (Sejarah nenek moyang kita)

Miredem teher ere (Ingatlah ini betul – betul)

Pesan dan navi da (Pesan dan nasihatnya)

Smong mengajarkan kepada masyarakat jika ada gempa kuat yang kemudian diikuti dengan air laut yang surut, segeralah lari agar selamat dari terjangan gelombang besar. Syair inilah yang membuat warga Simeulue selalu waspada saat gempa bumi mengguncang pulau mereka.

Tidak jauh berbeda dari Semeulue. Di Palu, Sulawesi Tengah, ingatan tentang syair Kayori  kembali mencuat  setelah peristiwa September 2018. Kayori  merupakan syair yang lahir setelah peristiwa gempa dan tsunami pada tahun 1938. Dalam Kayori  disebutkan daerah-daerah yang terkena tsunami dan daerah yang luput dari bencana tersebut.

Goya-goya Gantiro (Gempa di Ganti -Donggala)

To Kabonga Loli’o (Pun dirasakan Orang Kabonga hingga Loli)

Palu, Tondo, Mamboro Na’Poyomo (Palu, Tondo dan Mamboro telah tenggelam)

Kayumalue Ne’lantomo (Kayumalue telah terapung)

Kayori  menggambarkan kejadian tsunami 1938 dimana Kayumalue menjadi satu-satunya daerah yang selamat dari gelombang tsunami di Teluk Palu. Kayori  merupakan kearifan lokal yang diceritakan secara turun-temurun oleh suku Kaili. Setelah lama tidak diperdengarkan, bencana 28 September 2018 menjadi peringatan bahwa nasihat nenek moyang, jangan sampai dilupakan.

 

 

 

 

 

 

Pustaka :

https://www.goodnewsfromindonesia.id/2021/01/22/syair-smong-ungkapan-peristiwa-gempa-bumi-dan-tsunami-simeulue-silam

https://www.kompasiana.com/rioardi/5ed0c3e1d541df798e288393/kearifan-lokal-budaya-indonesia-dalam-mitigasi-bencana?page=all#section3

 

 

Admin Imunitas

Admin Imunitas

Terkait Berita

Galeri

Perkumpulan Imunitas Fasilitasi Simulasi Evakuasi Mandiri

18 Oktober 2022
Publikasi

Ketua FPRB Sulawesi Tengah: Pendirian Forum PRB untuk Perkuat Sinergi Pengurangan Risiko Bencana

13 Oktober 2022
Disaster Management

Naluri Binatang di Saat Bencana : Haruskah Kita Mengikuti Petunjuk Hewan dalam Menghadapi Bencana Alam?

19 September 2022
Siaran Pers

Relawan dan Forum PRB Tanam Mangrove di Pantai Pantoloan

19 Juli 2022
Siaran Pers

Forum Pengurangan Risiko Bencana Sulawesi Tengah Segera Terbentuk

6 Juli 2022
Disaster Management

Siapkah kita menghadapi bencana ?

23 Juni 2022
Muat lagi
Berita selanjutnya

Naluri Binatang di Saat Bencana : Haruskah Kita Mengikuti Petunjuk Hewan dalam Menghadapi Bencana Alam?

Diskusi tentang post

By Categories

  • Agenda
  • Community Development
  • Disaster Management
  • Forest Management
  • Galeri
  • Kegiatan
  • Pengalaman
  • Publikasi
  • Siaran Pers
  • Uncategorized

TENTANG

Perkumpulan Imunitas Sulawesi Tengah

Ikuti Media Sosial Imunitas

Jl. Tanggul Selatan, Lorong Idaman No 2, Kelurahan Petobo, Kecamatan  Palu Selatan

Kota Palu-94232- Sulawesi Tengah

Email :

imunitas2012@gmail.com

  • About
  • Help
  • Feedback
  • Contact

© 2021 IMUNITAS - Perkumpulan Inovasi Komunitas Sulawesi Tengah

Tiada hasil
Lihat semua
  • Beranda
  • Kegiatan
    • Disaster Management
    • Community Development
    • Forest Management
  • Tentang
    • Visi dan Misi
    • Profil
    • Staff
  • Kabar Imun
    • Galeri
    • Siaran Pers
  • Pengalaman Organisasi
  • Masuk

© 2021 IMUNITAS - Perkumpulan Inovasi Komunitas Sulawesi Tengah

Selamat datang kembali!

Masuk ke akun Anda di bawah ini

Lupa kata sandi?

Buat Akun baru!

Isi form untuk mendaftar...

Semua bidang yang wajib. Masuk

Ambil kata sandi Anda

Masukkan nama atau email untuk mereset kata sandi Anda.

Masuk