Siswa-siswa di lingkungan Sekolah Gamaliel Palu baru saja melaksanakan apel pagi dan bersiap untuk belajar di dalam kelas. Saat murid-murid menyimak dengan serius guru mereka yang sedang menerangkan di depan kelas, tiba-tiba bangunan sekolah dan benda di sekitarnya berguncang hebat.
Beberapa gambar dan hiasan pada dinding di ruang kelas berjatuhan, begitu pula lemari dan perabot kelas bergoyang nyaris terhempas. Murid-murid seketika langsung berteriak “gempaaa”.
“Tenang – tenang semua. Jangan panik” Guru berusaha menenangkan. Lalu dengan suara lantang dan jelas, guru menghimbau murid-murid untuk melindungi kepala dengan tas atau tangan dan mengarahkan mereka untuk melakukan evakuasi.
Itulah alur cerita atau skenario simulasi evakuasi mandiri bencana gempa bumi yang difasilitasi oleh Perkumpulan Imunitas pada Jumat, 31 Maret 2023 di Sekolah Gamaliel Palu. Sekira 800 orang komponen sekolah yang terdiri dari siswa-siswa Play Ground, TK, SD, SMP, staf dan dewan guru terlibat dalam simulasi ini.
Theopilus Samba’a selaku Koordinator Program Pengurangan Risiko Bencana mengatakan bahwa kesiapsiagaan bencana harus dikenalkan sejak dini kepada siswa dan kegiatan-kegiatan simulasi harus aktif dilakukan di Kota Palu dan sekitarnya.
“Simulasi diadakan agar seluruh komponen sekolah memiliki gambaran evakuasi jika terjadi gempa bumi. Namun, yang paling utama adalah menyadari pentingnya kesiapsiagaan sedini mungkin” Ucap Theo.Deby Sunaris, MTh, MM, CHCPA selaku Pimpinan Yayasan Pendidikan Kristen Gamaliel Palu mengatakan bahwa pihaknya rencananya akan melakukan simulasi seperti ini secara reguler minimal satu tahun sekali. Sejak terbentuk, Perkumpulan Imunitas aktif bekerja sama dengan berbagai pihak selalu diberi kesempatan untuk memfasilitasi proses-proses evakuasi mandiri.
Diskusi tentang post